Cilegon - Hari ini, Rabu (28/10), saat selesai ambil suasana gambar pendukung saat liputan, tak sengaja bertemu dengan sosok kakek yang cukup menginspirasi. Beliau adalah Kisnadi, penjaja kemplang di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon. Saat saya sapa, dia mengaku berjualan kemplang sudah sejak lama berpuluh tahun katanya, ia sudah terbiasa memburu para penumpang pejalan kaki untuk menawarkan kemplang yang dibanderol lima belas ribu rupiah dan dua puluh ribu rupiah per bungkus nya, yang dijajakan nya dari satu lorong gangway ke lorong gangway lainnya yang jaraknya cukup lumayan. Tapi jika sudah merasa lelah, ia hanya akan menjualnya di area Stasiun Merak.
Ia yang sudah sepuh, dengan fisik yang tak lagi kekar tak membuatnya sedikitpun mengeluh. Apalagi menjadikannya alasan untuk meminta belas kasihan orang.
Mungkin ini juga tamparan bagi orang di luaran sana, yang menurut saya sangat banyak diusianya yang muda dan fisik yang masih memungkinkan untuk mencari nafkah, malah memilih tanpa malu bermalas-malasan, mendatangi orang satu persatu menyodorkan tangan, atau kotak, yang bahkan saat orang memberinya dengan nilai tak pantas dirinya sadar merasa terhina. Tak ada mental untuk usaha, mandiri karena berdaya, hanya mental menjadi peminta-minta.
Ya... Kakek Kisnadi patut menjadi inspirasi. Ia tak peduli pijakan kakinya yang tak lagi menapak sempurna, langkahnya yang goyah, nafas yang terengah-engah, yang terpenting ia mendapatkan sedikit nilai rupiah dengan kehormatan.
Tak bisa lama-lama bertanya lebih jauh, tak ingin sang kakek merasa tak nyaman. Setelah coba membeli dagangannya, saya pun bergegas pulang. Semoga laris manis yah.
Klik Video nya...
Komentar
Posting Komentar